Dari Papan Tulis ke Laptop, Kelas Digital Menyongsong Masa Depan

para siswa MTsN 2 Muara Enim sedang mengikuti pembelajaran di kelas digital.--
“Kami mendukung kegiatan di sekolah yang mengajarkan anak-anak menggunakan teknologi secara aman. Ke depan DP3A berkomitmen ikut mendorong terciptanya ruang digital yang lebih ramah anak dan Perempuan,” tambah dia.
Vivi mendorong agar sekolah membangun budaya digital yang sehat. Di mana anak-anak terbiasa saling menghargai, menggunakan teknologi untuk hal positif, dan berani bersuara bila terjadi pelanggaran.
“Teknologi harus dimanfaatkan secara bijak, mencegah risiko perundungan siber atau penyalahgunaan data,” katanya.
Strategi ini diharapkan bukan hanya menekan kasus bullying, tetapi juga membentuk generasi yang sadar, peduli, dan mampu melindungi dirinya sendiri maupun temannya di ruang digital.
Selain itu, sambung Vivi, orang tua memiliki peranan penting terbentuknya ruang digital ramah anak.
Orang tua bukan hanya mendampingi penggunaan gawai di rumah, tetapi juga menjadi teladan dalam berinternet sehat, mengajarkan etika digital, serta membuka ruang dialog yang hangat dengan anak.
“Keterlibatan aktif orang tua akan menjadi kunci agar anak mampu memanfaatkan teknologi secara bijak, terhindar dari risiko, dan tetap terlindungi dalam perkembangan dunia digital yang semakin cepat,” tukas Vivi.
Apa tantangan terbesar dalam mewujudkan ruang digital yang bebas dari kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi anak di Muara Enim? Menurut Vivi Mariani, bahwa tantangan terbesar adalah masih terbatasnya akses internet di beberapa wilayah, rendahnya kesadaran untuk melaporkan kasus bullying, serta belum meratanya pemahaman digital di kalangan orang tua dan guru.
BACA JUGA:Wujudkan Pembelajaran Matematika Menyenangkan dengan Metode GASING
“DP3A mendorong peningkatan literasi digital yang lebih luas, kerja sama lintas sektor, dan partisipasi aktif masyarakat agar ruang digital benar-benar aman bagi anak,” papar Vivi.
Untuk jangka panjang, Vivi mengatakan, berharap kelas digital dapat berjalan seiring dengan upaya perlindungan anak. Sehingga anak-anak bisa belajar dengan aman, nyaman, dan setara.
Selain itu, penting juga memastikan kesetaraan gender, di mana anak perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama untuk memanfaatkan teknologi.
“DP3A ingin agar kelas digital tidak hanya mendukung kualitas pembelajaran, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan maupun diskriminasi,” pungkas Vivi Mariani.
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Segera Terapkan Metode Gasing Pembelajaran Matematika di Sekolah