KORANENIMEKSPRES.COM----Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanjung Carat, Sumatera Selatan, kini semakin menjadi sorotan.
Tak hanya sekadar proyek infrastruktur, pelabuhan ini diproyeksikan sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Sumsel dalam lima tahun ke depan.
Dengan status sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), Pelabuhan Tanjung Carat dirancang menjadi pusat logistik ekspor-impor yang modern dan efisien.
Menyusul keterbatasan operasional Pelabuhan Boom Baru—yang kini tak lagi mampu menampung kapal besar akibat sedimentasi dan lokasinya yang berada di tengah kota—pemerintah mendorong percepatan pembangunan pelabuhan baru ini sebagai solusi jangka panjang.
BACA JUGA:Jalan Tol dan Pelabuhan Menjelma jadi Poros Ekonomi Sumsel Baru Menuju Masa Depan Cetah
Dari sisi ekonomi, pelabuhan ini akan menjadi jalur vital pengangkutan komoditas unggulan Sumsel seperti batubara, karet, dan pupuk.
Akses logistik yang lebih cepat dan efisien diyakini mampu memangkas biaya distribusi hingga 20%, yang pada akhirnya memperkuat daya saing produk Sumsel di pasar global.
Proyek ini tidak menggunakan dana APBN secara langsung.
Sebaliknya, pemerintah menerapkan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang membuka pintu bagi investor swasta nasional maupun asing.
Skema pembiayaan ini diharapkan menarik minat banyak investor yang ingin menanamkan modal di sektor logistik dan infrastruktur.
Pemerintah Sumsel telah memastikan bahwa lahan, dokumen administrasi, serta akses jalan menuju kawasan pelabuhan sudah siap.
Namun, percepatan kini bergantung pada pelepasan kawasan hutan seluas 60 hektare yang sedang diproses di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dengan kedalaman laut mencapai 18 meter, lokasi Tanjung Carat memenuhi standar internasional untuk pelabuhan besar.
BACA JUGA:Pelabuhan Modern Palembang: Mesin Baru Penggerak Ekonomi Sumsel Menuju Kelas Dunia