Dilema Pekerja Migran: Mencari Nafkah dan Kehilangan Keluarga

Antara mencari nafkah tapi ada resiko kehilangan keluarga itulah dilema para pekerja migran. Foto: net--
Lebih lanjut, Sukamdi menyoroti bahwa data pekerja migran yang tercatat oleh pemerintah hanyalah sebagian kecil dari jumlah keseluruhan yang berangkat ke luar negeri.
Mayoritas pekerja migran berasal dari kelompok perempuan, dan banyak di antara mereka yang bekerja di luar negeri dengan dokumen tidak resmi.
Fenomena ini diperparah oleh keberadaan majikan yang memanfaatkan tenaga kerja tanpa melalui jalur resmi.
“Banyak oknum calon majikan menjanjikan pengurusan dokumen, tetapi pada kenyataannya, hal tersebut tidak dilakukan. Akibatnya, pekerja migran terjebak dalam status ilegal, dengan skenario yang diatur sedemikian rupa agar praktik ini sulit terdeteksi,” paparnya.
BACA JUGA:BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Perlindungan bagi Pekerja Rentan di Muara Enim
Prof. Lucy Jordan, peneliti dari CHAMPSEA, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama PSKK UGM telah melakukan riset jangka panjang mengenai migrasi internasional.
Penelitian yang dilakukan di Ponorogo—salah satu daerah dengan jumlah pekerja migran tinggi—menunjukkan adanya perubahan pola pikir masyarakat.
“Saat ini, semakin banyak orang yang tidak lagi menjadikan migrasi sebagai solusi utama untuk keluar dari kemiskinan. Cara pandang terhadap pekerjaan di luar negeri mulai berubah,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Ely Susanto dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Fisipol UGM, menekankan pentingnya perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia yang bekerja atau belajar di luar negeri.
“Jangan sampai mereka terbuai oleh istilah ‘Pahlawan Devisa’ tanpa mendapatkan perlindungan yang memadai,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dalam periode Januari-Agustus 2024, tercatat 207.090 pekerja migran Indonesia yang ditempatkan di berbagai negara.
Dari jumlah tersebut, 108.477 bekerja di sektor informal, sementara 98.613 lainnya di sektor formal.
Pekerja migran didominasi oleh perempuan dengan jumlah 141.627 orang, sedangkan laki-laki sebanyak 65.463 orang.