Mantan Penambang Emas Ilegal Pilih Hidup Tenang, Dulu Rusak Hutan Kini Lestarikan Hutan
BINAAN PT ANTAM UBPE PONGKOR: Sudin dari Kelompok Tani Jarofarm Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor yang sukses beternak domba. Serta Iskandar yang sukses beternak jangkrik di Desa Bantarkaret. Dua koptan tersebut merupakan binaan dari PT An--
Sudin mengaku, untuk mengelola ternak domba Jarofarm, ada 20 orang yang ikut jadi peternak adalah eks penambang emas illegal dan ada juga anak-anak yang putus sekolah. Tugasnya, ada yang merawat ternak dan kandang, ambil rumput, kasih makan domba dan lain-lain.
“Dengan lahan sekitar 3 hektar, ternak domba kita integrasikan dengan pertanian terpadu. Dengan menanam ubi, jagung, buah-buahan dan sayur mayur. Yang hasilnya untuk makan sehari-hari. Untuk hasil ternak domba, uangnya kita putar kembali untuk memperbanyak membeli domba dan dibagi bersama dengan anggota Jarofarm,” ungkap Sudin.
Disisi lain, kotoran domba yang ada di Jarofarm, dimanfaatkan oleh Hikmatul Aziz untuk membuat pupuk yang ia gunakan untuk lahan pertanian seluas 1,5 hektar yang ia kelola. Hikmatul Azin juga mantan penambang emas illegal di Desa Cisarua. 15 tahun lebih, ia berkecimpung menjadi Gurandil. Tak banyak hasil yang ia dapatkan, dan selalu cemas saat menjadi penambang emas illegal, karena takut apa yang ia lakukan adalah melanggar hukum. Ia kini lebih memilih hidup tenang dengan bertani, dengan menanam hortikultura, buah-buahan seperti pisang, manggis, alpukat dan lainnya. “Saya juga dapat bantuan, pendampingan dan pelatihan dari PT Antam. Seperti membuat pupuk dari kotoran domba yang ada di Jaro Farm. Pupuknya sementara kita manfaatkan sendiri. Kedepan, kalau lebih banyak baru direncanakan untuk dijual keluar,” tutur Hikmatul Aziz.
Lain lagi cerita, Iskandar dari kelompok “Maju Bersama” usaha ternak jangkrik, Desa Bantarkaret. Iskandar merupakan pemilik lahan parkir dari para pelaku penambang emas illegal. Ia punya lahan seluas 600 meter persegi milik keluarga, yang ia jadikan tempat parkir kendaraan para Gurandil sekitar lima tahun.
Namun, sejak awal 2023 lahan parkir kendaraan para penambangan emas illegal tersebut, ia sulap menjadi tempat usaha budidaya ternak jangkrik. Yang awalnya dengan modal sendiri, ia beternak jangkrik banyak gagal. Karena tidak tahu caranya, dengan hanya modal belajar ternak jangkrik dari youtube. “Sebelum dibantu PT Antam. Ternak jangkrik kami gagal, karena gangguan semut, kadal dan gagal karena hal lain. Karena nggak ada ilmunya,” ucap Iskandar.
Kemudian pertengahan 2023, ia bersama teman-temannya yang lain dibantu Kades Bantarkaret dikenalkan dengan pihak PT Antam Pongkor untuk dijadikan mitra binaan. Keinginan mereka untuk ternak jangkrik, direspon baik oleh PT Antam Pongkor dengan memberikan bantuan 6 box usaha ternak jangkrik dan diberi pelatihan.”Sekitar lima bulan usaha ternak jangkrik ini kita jalani hasilnya sudah bertambah, sekarang sudah ada 30 box jangkrik. Kita sudah empat kali panen, dapat uang Rp26 juta. Di mana harga jangkrik mencapai Rp25 ribu hingga Rp40 ribu per kg,” ungkap Iskandar yang memiliki anggota kelompok 8 orang.