Takut dikucilkan membuat mereka ikut melakukan tindakan negatif, meski sebenarnya tidak suka.
5. Pengaruh Media dan Budaya Populer
Film, game, dan media sosial kadang mengglorifikasi kekerasan atau penghinaan sebagai hal yang keren atau lucu.
BACA JUGA:7 Bahaya Bullying Terhadap Korban, Apa Sajakah?
BACA JUGA:DPPKB Muara Enim Latih 50 Konselor Remaja dan Dewasa Tekan Kasus Bullying
Akibatnya, orang belajar bahwa menyakiti orang lain bisa membuat mereka populer atau disukai.
6. Kurangnya Empati
Beberapa pelaku bully tidak mampu memahami atau peduli pada perasaan orang lain.
Bisa karena gangguan kepribadian, trauma, atau belum pernah diajarkan empati sejak kecil.
BACA JUGA:Bullying di Sekolah Muara Enim Viral, Polsek Lawang Kidul Berhasil Mediasi
BACA JUGA:Stop Bullying, Jika Anak Anda Korbannya Lakukan Langkah Berikut Ini!
7. Masalah Psikologis
Dalam beberapa kasus, pelaku bully punya masalah emosional atau psikologis yang belum ditangani, seperti:
Gangguan perilaku (conduct disorder)
Gangguan ledakan emosi (intermittent explosive disorder)
BACA JUGA:Video Bullying Viral, Polisi Selamatkan Masa Depan Pelajar Melalui Mediasi
BACA JUGA:PELAJAR SEBAGAI PILAR UTAMA DALAM PENCEGAHAN BULLYING MENUJU GENERASI GEMILANG
Kesimpulan:
Membully adalah cerminan masalah dalam diri pelaku, bukan kesalahan korban.
Orang yang membully sering menyimpan rasa sakit, ketakutan, atau amarah yang belum terselesaikan.