Selain meningkatkan taraf hidup, agrowisata ini juga mengubah wajah desa menjadi lebih hijau dan produktif.
BACA JUGA:3 Daerah Produksi Kopi Terbesar di Sumsel Menasional hingga Sukses Tembus Pasar Ekspor
BACA JUGA:4 Jalan Tol Baru yang Akan Membalikkan Arah Ekonomi Sumatera Selatan
Kisah Zailani tak lepas dari perannya sebagai perangkat desa dan jejaring yang ia bangun sejak lama.
Pada 2015, ia menggandeng PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam program penghargaan Proklim (Program Kampung Iklim).
Berkat pendampingan PTBA, Desa Tanjung Karangan meraih penghargaan nasional dalam bidang pengelolaan lingkungan.
Dari sanalah embrio DESA IMPIAN lahir, sebuah inisiatif transformasi sosial berbasis pemberdayaan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
BACA JUGA:6 Dampak Negatif Memakan Buah Ceri Berlebihan
BACA JUGA:Jika Logistik Adalah Darah Ekonomi, Maka 4 Tol Ini Adalah Jantung Baru Sumsel!
Menurut Dedy Saptaria Rosa, VP Sustainability PTBA, program DESA IMPIAN merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menciptakan lapangan kerja alternatif yang berkelanjutan, khususnya bagi kelompok rentan seperti mantan pekerja PETI, masyarakat berpenghasilan rendah, dan ibu rumah tangga.
“Kami mengajak para pembawa perubahan, local hero seperti Zailani, untuk bersama membangun peradaban masa depan,” ujarnya.
Saat ini, program DESA IMPIAN sudah menjangkau enam desa dan kelurahan di wilayah ring 1 perusahaan, dengan total penerima manfaat mencapai 80 orang.
Dengan semangat "Energi Tanpa Henti", PTBA mendorong lahirnya desa-desa mandiri dan produktif, yang mampu mengoptimalkan potensi lokalnya.
BACA JUGA:Sumsel Lagi Bangun “Sirkuit Ekonomi” Baru, Tapi Ini Bukan Buat Balap Mobil
BACA JUGA:PT TEL Pulp & Paper Terima Lowongan Kerja Besar-besaran: Ini Job dan Ketentuannya!
Agrowisata Petik Melon di Tanjung Karangan kini tidak hanya menjadi kebun buah, tapi simbol transformasi desa dan masa depan pariwisata berkelanjutan Kabupaten Muara Enim.