Berkelanjutan: menerapkan energi baru terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di sektor agrikultur dan memanfaatkan sistem otomasi dan digitalisasi untuk efisiensi proses dan sumber daya alam.
Meski begitu, Dedy mengakui PTBA bahwa tantangan yang dihadapi tidak ringan dalam mewujudkan program Desa Impian ini.
Masih ada anggapan bahwa tambang ilegal lebih cepat menghasilkan, ditambah minimnya jiwa kewirausahaan masyarakat.
Risiko gagal panen atau gagal produksi pun kadang memicu keinginan sebagian warga untuk kembali ke tambang ilegal.
BACA JUGA:PTBA Ubah Lahan Bekas Tambang Ilegal Jadi Kawasan Pertanian Produktif
“Untuk mengantisipasi hal itu, PTBA melakukan sosialisasi, memberikan pelatihan teknis, menyediakan sarana awal usaha, serta menjamin pemasaran produk melalui koperasi dan UMKM binaan,” beber dia.
Lanjut Dedy. dalam menjalankan program Desa Impian, PTBA tidak bekerja sendiri. Hingga kini, perusahaan telah menggandeng tujuh desa dampingan dengan dukungan pemerintah daerah, serta lembaga terkait.
Kedepan, PTBA berencana mereplikasi model Desa Impian di lebih banyak wilayah, memperkuat kemitraan dengan pemerintah, serta memperluas diversifikasi usaha masyarakat.
Tidak hanya itu, branding produk dan sertifikasi juga akan digenjot agar hasil produksi desa mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Harapan kami, Desa Impian bisa menjadi role model bagaimana transformasi dari tambang ilegal menuju ekonomi hijau bukanlah impian, melainkan kenyataan,” ujar Dedy Saptaria Rosa.
BACA JUGA:Kiprah PTBA dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Mimpi yang Jadi NyataKini, setiap kali menatap bibit-bibit pohon yang tumbuh subur, Zailani tersenyum bangga.
Sementara Tonidi sibuk mengatur jadwal panen telur.
Keduanya adalah saksi bahwa jalan keluar dari kegelapan tambang ilegal benar-benar ada.
Mereka tak lagi hidup dalam ketakutan, melainkan menanam harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan lebih layak.