Gending Sriwijaya: Rahasia Lagu dan Tarian Kerajaan Palembang yang Menyihir Tamu dari Seluruh Dunia

Reporter: Al Azhar |

Editor: Al Azhar |

Kamis , 24 Apr 2025 - 19:02

Gending Sriwijaya, simbol kejayaan budaya Palembang, masih hidup lewat tarian penyambut tamu kehormatan.--

KORANENIMEKSPRES. COM----Gending Sriwijaya: Jejak Kejayaan Kerajaan di Balik Lagu dan Tarian Agung Penyambut Tamu Bangsawan.

Palembang, ibu kota Sumatera Selatan, tak hanya menyimpan sejarah gemilang Kerajaan Sriwijaya, tapi juga melestarikan warisan budaya yang begitu memesona: Gending Sriwijaya.

Lebih dari sekadar lagu dan tarian, Gending Sriwijaya adalah ekspresi budaya yang kaya makna, mewakili keagungan, keramahtamahan, dan spiritualitas tinggi dari masyarakat Palembang.

Gending Sriwijaya bukan sekadar tradisi penyambutan biasa. Ia adalah simbol kemegahan masa lampau, ketika Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan studi agama Buddha terbesar di Asia Tenggara.

Lagu ini mengalun dalam bahasa Melayu klasik, menyampaikan rindu akan kejayaan masa lalu dan kebesaran negeri yang pernah menyatukan wilayah barat Nusantara.

Sejarah Penciptaan di Masa Pendudukan Jepang

Lagu Gending Sriwijaya diciptakan oleh A. Dahlan Muhibat, seorang komposer dan pemain biola dari grup Bangsawan Bintang Berlian, pada periode Oktober hingga Desember 1943.

Lirik lagu ini ditulis oleh Nungcik AR, dan menjadi semacam puisi cinta terhadap budaya Sriwijaya yang agung.

Uniknya, karya ini lahir bukan di masa kerajaan, tetapi di masa pendudukan Jepang.

Pemerintah Jepang kala itu meminta kepada Jawatan Penerangan (Hodohan) agar dibuat sebuah lagu dan tarian penyambutan tamu untuk wilayah Keresidenan Palembang—yang kini dikenal sebagai Provinsi Sumatera Selatan.

Tarian Gending Sriwijaya: Panggung Kemegahan Palembang

Tarian Gending Sriwijaya sendiri merupakan hasil adaptasi dari berbagai gerakan tari adat Palembang, yang dikembangkan oleh Tina Haji Gong dan Sukainan A. Rozak.

gending sriwijaya: rahasia lagu dan tarian kerajaan palembang yang menyihir tamu dari seluruh dunia                            koranenimekspres. com----gending sriwijaya: jejak kejayaan kerajaan di balik lagu dan tarian agung penyambut tamu bangsawan.
palembang, ibu kota sumatera selatan, tak hanya menyimpan sejarah gemilang kerajaan sriwijaya, tapi juga melestarikan warisan budaya yang begitu memesona: gending sriwijaya.
lebih dari sekadar lagu dan tarian, gending sriwijaya adalah ekspresi budaya yang kaya makna, mewakili keagungan, keramahtamahan, dan spiritualitas tinggi dari masyarakat palembang.
gending sriwijaya bukan sekadar tradisi penyambutan biasa. ia adalah simbol kemegahan masa lampau, ketika sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan studi agama buddha terbesar di asia tenggara.
baca juga:edison komitmen lestarikan dan majukan adat istiadat asli muara enim
lagu ini mengalun dalam bahasa melayu klasik, menyampaikan rindu akan kejayaan masa lalu dan kebesaran negeri yang pernah menyatukan wilayah barat nusantara.
sejarah penciptaan di masa pendudukan jepang
lagu gending sriwijaya diciptakan oleh a. dahlan muhibat, seorang komposer dan pemain biola dari grup bangsawan bintang berlian, pada periode oktober hingga desember 1943.
lirik lagu ini ditulis oleh nungcik ar, dan menjadi semacam puisi cinta terhadap budaya sriwijaya yang agung.
uniknya, karya ini lahir bukan di masa kerajaan, tetapi di masa pendudukan jepang.
pemerintah jepang kala itu meminta kepada jawatan penerangan (hodohan) agar dibuat sebuah lagu dan tarian penyambutan tamu untuk wilayah keresidenan palembang—yang kini dikenal sebagai provinsi sumatera selatan.
tarian gending sriwijaya: panggung kemegahan palembang
baca juga:seiring perkembangan zaman, kelestarian tradisi ngubing mulai hilang
tarian gending sriwijaya sendiri merupakan hasil adaptasi dari berbagai gerakan tari adat palembang, yang dikembangkan oleh tina haji gong dan sukainan a. rozak.
tarian ini biasanya dipentaskan oleh sembilan penari perempuan muda yang mengenakan busana adat aesan gede, lengkap dengan selendang mantri, dodot, tanggai, dan aksesoris khas lainnya.
dalam pertunjukannya, dua penari tambahan membawa payung dan tombak, melambangkan perlindungan dan kekuasaan, sementara seorang penyanyi berdiri di belakang, mengalunkan lagu gending sriwijaya.
musik pengiring awalnya berupa gamelan dan gong, meski kini kerap menggunakan rekaman modern untuk efisiensi dan kelestarian.
baca juga:pj bupati muara enim kenalkan tarian ngibing di sumsel expo 2024 lampung
yang paling sakral, penari utama membawa tepak berisi sekapur sirih—sebuah simbol penyambutan istimewa yang dahulu hanya dipersembahkan oleh putri raja, bangsawan, atau keluarga sultan.
dari istana ke dunia: diplomasi budaya dalam balutan seni
tarian dan lagu ini bukan sekadar hiburan; ia adalah bentuk diplomasi budaya. gending sriwijaya telah menjadi bagian dari protokol penyambutan kepala negara, menteri, duta besar, hingga tamu kehormatan dari negara sahabat yang berkunjung ke sumatera selatan.
keanggunan gerak, keindahan busana, dan harmoni musiknya mampu memikat siapa saja, membawa tamu penting seolah menyelami masa keemasan sriwijaya, negeri besar yang dihormati dunia.
baca juga:mengenal ikan belida: keunikan, manfaat ekonomi, dan upaya pelestarian
kini, di tengah era modernisasi dan globalisasi, gending sriwijaya tetap bertahan sebagai identitas budaya palembang.
namun tantangannya tetap besar: regenerasi penari, pelestarian musik aslinya, hingga dokumentasi sejarahnya harus terus diperjuangkan agar tidak hilang di telan zaman.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Enim Ekspres 25 April 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan